Liputan6.com, Jakarta Franco Mastantuono mungkin baru berusia 17 tahun, tapi jejak langkahnya di dunia sepak bola sudah luar biasa. Lahir pada 14 Agustus 2007 di kota kecil Azul, Provinsi Buenos Aires, Argentina, ia tumbuh sebagai anak yang tak hanya jago menendang bola, tapi juga memukul raket. Mastantuono sempat menjadi atlet tenis nasional usia muda, bahkan masuk 10 besar terbaik di kategorinya.
Namun, darah sepak bola mengalir kuat dalam dirinya. Ayahnya adalah pelatih di klub lokal River de Azul, tempat dia pertama kali menendang bola pada usia tiga tahun. Meski sempat menolak tawaran River Plate di usia 10 karena keluarga ingin ia lanjut di tenis, Franco akhirnya memilih si kulit bundar sebagai jalan hidupnya.
Pilihan itu ternyata keputusan tepat. Kini, dunia mengenalnya bukan sebagai petenis, melainkan s...