Liputan6.com, Jakarta Suara dentuman drum dari fans Botafogo dan sorak-sorai menyatu di stadion, berubah jadi gema yang menyelimuti California. Mereka datang bukan untuk sekadar hadir. Mereka datang dengan harapan, bahwa tim mereka, juara Amerika Selatan, bisa mengguncang raksasa Eropa, PSG.
Tak ada yang menyangkal beratnya tugas yang dihadapi. PSG bukan tim sembarangan. Tapi seperti yang dikatakan pelatih Renato Paiva sehari sebelum laga: “Pemakaman sepak bola penuh dengan tim favorit.”
Botafogo percaya pada peluang sekecil apa pun. Dan mereka membuktikan bahwa kepercayaan itu bukan sekadar mimpi kosong.
Pertandingan pun dimulai dengan Botafogo tampil gigih dan tak kenal takut. PSG menguasai bola, seperti biasa, namun terbentur dinding kokoh pertahanan tim Brasil yang digalang Alexander Ba...