Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2024 memberikan kita sekilas gambaran tentang maraknya deepfake, kloning suara, dan penipuan phishing yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Namun, para ahli memperingatkan bahwa itu hanyalah "permulaan" bagi para penipu yang sedang menjajal kemampuan teknologi tersebut. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun di mana penipuan berbasis AI akan menjadi kekuatan dominan dalam menguras rekening fintech dan bank.
Menurut Deloitte Center for Financial Services, dampak negatif AI generatif bisa menelan kerugian hingga USD 40 miliar (sekitar Rp 652 triliun) pada 2027, meningkat tajam dari USD 12,3 miliar (sekitar Rp 200 triliun) pada 2023.
Peningkatan yang signifikan ini telah menarik perhatian Biro Investigasi F...